JELANG PEMILU, KAMPUNGKU BERHIASKAN SIMBOL-SIMBOL PARTAI

Tak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain di Nusantara, bak jamur di musim hujan. Bendera-bendera dan spanduk-spanduk berlambang partai berdiri berkibar hampir di depan setiap rumah. Baliho dan stiker bergambar Caleg dari berbagai partai yang wajahnya terlihat memelas ataupun memohon-mohon untuk dipilih pada pemilu legislatif april mendatang juga tak kalah banyaknya.
Sambutan masyarakat di DUALINTAS kecamatan Tanjung Sakti (Ulu/Ilir) cukup beragam akan hal ini. Ada yang biasa-biasa saja, juga ada yang senang, euforia dan bahkan ada yang skeptis hinngga akan memilih golput pada pemilu nanti. Sejauh pengamatan saya, orang-orang euforia adalah mereka yang memiliki hubungan dekat terhadap fungsionaris yang sekaligus menjadi caleg dari partai yang mereka yakini akan mendapat dukungan dari para pemilih. Akan tetapi yang membuat saya tertawa geli (dalam hati) adalah ada sebagian dari masyarakat (yang itu mungkin teman ataupun sanak family saya) begitu senang dengan ramainya symbol partai ini karena mereka telah mendapatkan pemberian dari caleg langsung atau dari team suksesnya, (maaf) hanya sebungkus rokok atau kaos berlambang partai, yang sudah tentu kualitas kaos tersebut hanya layak dipakai untuk ke ladang. Wah..wah..wah.. Murah sekali transaksi jual beli harapan itu ya...!?
Namun apa hendak dikata, mereka yang telah menerima sedikit rizky dari para pentolan pengurus partai kampung dan succesor-nya ini, punya alasan tertentu mengapa mereka menerima "transaksi" itu tadi. "Lumayanlah saya nggak beli rokok hari ini, sekalian dapat baju untuk ke ladang atau ke sawah". Kata teman saya berucap (dengan Bahasa daerah tentunya). Sayapun mengerti dan balas berkata: "Baguslah kalau begitu, soal pilihan hanya kita sendiri dan Tuhan lah yang tahu". Kamipun tertawa sambil menikmati rokok gratis. Dan obrolanpun berganti topik.